Kisah Hikmah Seorang Ahli Ibadah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia mengisahkan, Rosululloh saw
bersabda, “Dahulu, ada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil
bernama Juraij. Setiap hari ia menyepi di sebuah tempat peribadatannya."
Suatu hari tatkala ia sedang menunaikan sholat, ibunya datang dan memanggilnya. “Wahai Juraij, kemarilah!”
Mendengar panggilan ibunya,
Juraij pun menjadi bimbang dan bertanya dalam hati, “Ya Robbi, manakah yang aku
dahulukan, ibuku ataukah sholatku?” Akhirnya ia memilih untuk tetap meneruskan
sholat dan ibunya pergi meninggalkanya.
Keesokan harinya, sang ibu
kembali mendatanginya dan memanggilnya, “Juraij, kemarilah!”
Juraij pun merasa bimbang dan
bertanya dalam hati, “Ya Robbi, manakah yang harus aku dahulukan, ibuku ataukah
sholatku?” Akhirnya ia tetap memilih untuk meneruskan sholat dan membiarkan
ibunya pergi meninggalkannya.
Juraij pun merasa bimbang dan
bertanya dalam hati, “Ya Robbi, manakah yang aku dahulukan, ibuku ataukah
sholatku?” Akhirnya ia memilih meneruskan sholatnya. Si ibu merasa tersinggung
dan berdoa, “Ya Alloh, janganlah Engkau memanggilnya ke haribaan-Mu
kecuali setelah dia dipermalukan wanita pelacur.”
Suatu ketika, ada seorang wanita
pelacur, berparas cantik berkata kepada orang-orang Bani Israil, “Jika kalian
mengijinkan, aku bisa menjatuhkan nama baiknya (menguji keimanannya).”
Kemudian wanita pelacur itu pergi
ke tempat Juraij. Ia mencoba merayunya dengan segala cara, namun Juraij tidak
terpengaruh sedikit pun oleh rayuan wanita itu. Setelah gagal merayunya,
pelacur itu lalu menemui seorang pengembala yang kebetulan lewat di jalan
menuju kearah tempat peribadatan Juraij. Pelacur itu menyerahkan diri kepada si
pengembala dan berzina dengannya.
Beberapa waktu kemudian, wanita
pelacur itu hamil dan melahirkan anak. Setelah kelahiran anaknya ia berkata
kepada orang-orang Bani Israil, “Anak yang aku bawa ini adalah hasil hubunganku
dengan Juraij.” Mendengar ucapannya, orang-orang Bani Israil kemudian
menggerebek Juraij dan menyeretnya turun dari tempat peribadatannya. Mereka
meruntuhkan tempat tersebut hingga rata dengan tanah dan memukuli Juraij
bertubi-tubi.
Juraij pun berteriak dan
berkata, “Ada apa gerangan dengan kalian sehingga kalian memukuliku
seperti ini?”
Mereka menjawab, “engkau telah
berzina dengan wanita pelacur ini hingga ia melahirkan anakmu.”
Juraij bertanya kepada mereka,
“Dimana bayinya?” Orang-orang lantas mendatangkan bayi tersebut ke hadapannya.
Pada saat itu Juraij meminta
waktu kepada mereka, “Ijinkan aku untuk sholat sejenak.”
Lalu ia menunaikan sholat dan
setelah usai dari sholatnya ia menghampiri bayi itu. Ia menekan bagian pusar
dari perut si bayi dan bertanya, “Wahai bayi, siapa sebenarnya ayahmu?”
Bayi itu menjawab, “Si Fulan
pengembala.”
Mendengar keajaiban tersebut,
orang-orang yang menyaksikan menghampiri Juraij dan mencium serta mengusap-usap
tubuhnya. Mereka meminta maaf dan berjanji. “Kami akan membangun kembali
untukmu tempat peribadatan dari emas.”
Namun Juraij menolak tawaran
mereka, “Tidak perlu itu! Dirikanlah tempat peribadatanku ini dengan tanah
sebagaimana semula. Kemudian mereka pun membangun kembali tempat itu sesuai
keinginannya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !