Shalat
Dhuha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang
naik setinggi kurang lebih 7 hasta sampai tergelincirnya (kira-kira
antara jam 07 sampai jam 11). ShaLat ini dilakukan rasulullah SAW
minimal dua rakaat, dan maksimal dua belas raka’at dengan salam setiap
dua rakaatnya.
Abu Hurairah r.a berkata: “kekasihku
Rasulullah SAW berpesan kepada saya supaya berpuasa tiga hari tiap-tiap
bulan (puasa ayyaaamul biidh tgl 13, 14 dan 15 di bulan-bulan
Hijriyah), dan Shalat Dhuha dua raka’at dan Shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari dan Muslim).
Aisyah r.a berkata:” Rasulullah SAW biasa melaksaNakan Shalat Dhuha empat raka’at, dan kadang-kadang melebihi dari itu sekehendak Allah.” (HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majalah).
Dalam riwaYat lain: “Bahwa Nabi SAW mengerjakan Shalat Dhuha sebanyak delapan raka’at dan tiap-tiap dua raKa’at bersalam.” (HR. Abu Daud)
dari Anas r.a ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang Shalat Dhuha dua belas raka’at, niscaya Allah akan dirikan gedung baginya di surga.” (HR. Turmudzi)
Adapun
di antara fadhilah (keutamaan) Shalat Dhuha adalah sebagai penganti
shadaqah, diampuni dosa-dosa orang yang menjalankan dan diluaskan
rizkinya. Rasulullah bersabda : “Siapa
saja yang dapat mengerjakan Shalat Dhuha dengan langgeng akan diampuni
diampuni dosanya oleh Allah, sekali dosa itu sebanyak busa lautan.” (HR. Turmudzi)
Dalam hadist Qusdi, Nuwas bin Sam’an ra menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah
‘Azza wa Jalla berfirman: Wahai Anak Adam, jangai sekali-kali engkau
malas mengerjakan empat raka’at pada waktu permulaan siang (yakni Shalat
Dhuha), nanti pasti kucukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR. Hakim dan Thabrani)
Dari Abu Dzar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda : “hendaklah
masing-masing kamu tiap-tiap pagi bershadaqah untuk persendian
badannya. maka itap kali bacaan tasbih bacaan tasbih (subhanallah) itu
shadaqah, tiap tahmid (alhamdulillah) itu shadaqah, setiap tahlil (laa
ilaaha Illallah) itu shadaqah, menyuruh kebaikan dan melarang kejahatan
itu shadaqah, dan sebagai ganti itu semua, cukuplah mengerjakan shalat
dhuha dua rakaat.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
Demikianlah
fadhilah Shalat Dhuha, adapun tata cara melakssanakan shalat ini
seperti shalat sunnah lainya, dengan salam dua raka’at.
Wallahu A’lam
KEMULIAAN ORANG YANG SHALAT DHUHA
Orang
yang suka memulai di pagi harinya dengan menyebut dan mengagungkan
Allah dengan melakukan shalat dhuha yakni shalat sunnat dua rakaat
sekali, dua kali, tiga kali atau empat kali sesudah naik matahari
kira-kira antara jam 7 sampai dengan jam 11, Allah SWT akan menjamin
baginya dengan jaminan istimewa di dunia dan akhirat.
Perbuatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW selama hidupnya, sebagaimana beberapa keterangan antara lain :
“Telah
berkata Abu Huraerah : Kekasih saya, (Nabi Muhammad SAW) telah
berwasiat tiga perkara kepada saya, yaitu puasa tiga hari tiap-tiap
bulan, sembahyang dhuha dua rakaat dan sembahyang witir sebelum tidur”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari Muslim).
“Ada
orang bertanya kepada Aisyah : Adakah Rasulullah SAW sembahyang dhuha?
Jawabnya : Ada, empat rakaat, dan terkadang ia tambah yang dikehendaki
oleh Allah”. (H.R. Muslim).
“Telah
berkata Ummu Hani : Rasulullah SAW pernah pergi mandi, dan dilindungi
oleh Fatimah, kemudian ia ambil kainnya, lalu berselimut dengan itu,
kemudian ia sembahyang delapan rakaat, sembahyang Dhuha”. (Riwayat Bukhari Muslim 318 – Pengajaran Shalat).
Memang
SHALAT DHUHA merupakan keistimewaan yang luar biasa, sebab manusia akan
merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang tanggung untuk
berangkat kerja atau sedang kerja (sekitar jam 7 hingga jam 11), dia
menyempatkan diri dulu buat melakukan shalat sunnat tersebut.
Padahal
dirasa berat hanyalah apabila belum biasa dan belum tahu
keistimewaannya. Lain halnya dengan orang yang sudah tahu
keistimewaannya dan imannya pun cukup kuat, tentu walau bagaimanapun
keadaannya, apakah dia mau berangkat, ataukah sedang dikantor, tentu ia
mengutamakan shalat itu barang sebentar, ia merasa sayang akan keutamaan
ridha Allah yang ada pada shalat tersebut.
Keutamaan
shalat DHUHA dalam pahalanya memadai buat mensucikan seluruh anggota
tubuh yang padanya ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya. Sebagimana
keterangan Rasulullah SAW bahwa setiap persendian itu ada hak untuk
dikeluarkan shadaqahnya. Sedang dengan tasbih, tahmid, takbir dan amar
ma’ruf nahyil munkar, cukuplah memadai buat kafarat kepada haq tersebut.
Tapi semua itu cukuplah memadai dengan shalat DHUHA dua rakaat :
“Dari
Abu Huraerah ridliyallhu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda : Pada
tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya, setiap tasbih adalah shadaqah,
setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap
takbir adalah shadaqah (bacaanya : SUBHANALLAH/ MAHA SUCI ALLAH,
ALHAMDULILLAH/ SEGALA PUJI BAGI ALLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU/TIADA TUHAN
SELAIN ALLAH, ALLHU AKBAR/ALLAH MAHA BESAR), setiap amar ma’ruf nahyil
munkar itu shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu dengan
memperkuat/melakuka n dua rakaat shalat dhuha” (Riwayat Muslim – Dalilil Falihin Juz III, hal 627).
Dalam
hadits qudsi disebutkan bahwa shalat empat rakaat dipagi hari, Allah
bakal menjamin dan mencukupkan segalanya dengan limpahan barakah
sepanjang hari itu, sehingga bathinpun akan terasa damai walau apapun
tantangan hidup yang merongrong, karena dia telah sadar semua itu
ketetapan Allah :
“Hai
anak Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat
rakaat pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu” (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Ya’la).
Dengan lafadz lain berbunyi :
“Hai anak Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat pada pagi hari, aku akan mencukupimu sepanjang hari itu”(Riwayat Ahmad dari Abi Murrah).
Coba
renungkankan isi daripada do’a setelah shalat dhuha itu, nadanya
seolah-olah memaksa untuk diperkenankan oleh Allah. Dan memang
demikianlah lafadz do’a tersebut diajarkan oleh Rasulullah SAW :
“Ya
Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha (milik) Mu, kecantikan
ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan (milik) Mu,
kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik) Mu,
dan perlindungan itu perlindungan Mu”.
Ya
Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah (berlafadz
perintah), dan jika ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar,
mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat
waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu,
limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba-hamba Mu yang shaleh”.
Itulah
keistimewaan dan keutamaan shalat DHUHA, didunia memberikan keberkahan
hidup kepada pelakunya, diakheratpun /di hari kiamat orang itu
dipanggil/dicari Tuhan untuk dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana
sabda Nya didalam hadits qudsi :
“Sesungguhnya
di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika
datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang
yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA?
inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat
Allah”. (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !